“Kalau Muslim di Indonesia intoleran, maka kaum minoritas di Indonesia nasibnya sudah seperti Muslim di Bosnia Herzegovina yang dibantai habis oleh penjagal dari Balkan bernama Slobodan Milosevic dan Radovan “jabrik” Karadzic dan dunia Barat pun diam membisu.
Kalau Muslim di Indonesia intoleran, nasib minoritas di Indonesia sudah seperti Muslim di Rohingya Myanmar, nasib minoritas di Indonesia sudah seperti Muslim Patani di Thailand Selatan dan Moro di Filipina, yang terkucilkan. Nasib minoritas di Indonesia akan seperti nasib Muslim di negara lain yang secara kuantitas minoritas, yang kerap mendapat diteror dan penistaan.
..Dalam pandangan Islam, tegas, dan jelas bahwa kemajemukan adalah keniscayaan (baca lengkap QS. Al-Hujurat). Mereka yang menuduh Muslim intoleran bisa jadi untuk menutupi penyakit intoleran yang sejatinya singgah dan bersemayam di hati mereka. Merekalah sebenarnya yang anti-Pancasila.”
————————————
Hanya karena saat ini umat muslim bangkit bergerak di media, —setelah bertahun-tahun diam menahan diri atas nama toleransi dan meniru akhlak nabi, — lalu kini menjawab, menangkis, meluruskan, melawan fitnah dan perang pemikiran, — setelah tersadar bahwa nabi pun memerangi dan mengusir tak bersisa kaum yahudi yang tidak menghormati toleransi —, maka beredarlah status baru untuk kami: “penyebar kebencian.”
And you think we’ll simply stop and give in? You’re funny that way.
Bring it on. We had it all. We’d been called “terrorists” before, any other terms now will only sound like sweet lullaby.
#MuslimRising
#IndonesiaToday
Tidak ada komentar:
Posting Komentar