Kamis, Oktober 22, 2015

NAFKAH BATIN

NAFKAH BATIN itu apa sih?
By Wulan Darmanto

Ini komentar sejumlah istri, terkait judul tulisan ini:
“Ya ampuun..boro-boro...mendingan tidur kali..”
“Hahaha... opo maneh to iki...lali rasane”
“Ya gapapa sih..asal dibeli beliin dulu..atau ditransfer uang dulu”

Komentar ketiga memang ekstrim. Tapi itu nyata ada, bukan rekayasa

Persamaan di antara mereka adalah: ibu-ibu usia 30 tahun ke atas, dengan anak lebih dari satu.

Sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan nafkah batin?
Sepertinya kaum bapak semangat sekali jika membahas ini.. yang saya tangkap, nafkah batin terkait dengan urusan kamar, syahwat, dan sejenisnya.

Pendek kata: masalah seks.

Tapi apakah hal yang sama juga dibatin kaum ibu?
Tidak selalu.

Mungkin iya di awal pernikahan.
Tapi seiring dengan masalah juga kelelahan dalam proses berumahtangga, nafkah batin yang tadinya identik dengan hal yang bergelora, malah diimpikan adem saja, dan menyentuh sisi humanisme wanita.

Ekstrimnya lagi, masalah seks menjadi nomor sekian belas.. jika unsur batiniah yg lain tidak dipenuhi.

Setidaknya, menurut pengamatan dan obrolan saya dengan sejumlah ibu, inilah nafkah batin yang diharapkan istri dari suami mereka:

1. Suami membantu pekerjaan rumahtangga, pasti ada perbedaan sikap istri.
Jika pulang kerja, suami main lempar barang dan perintah ini itu, masih ditambah komentar soal rumah yang tidak rapi, atau anak-anak yang belum mandi.. dengan suami yang pulang kerja bertanya dengan lembut, “Mau dibantu apa sayang?”
Malah itu gagang pel jadi tidak tega lho pak untuk diberikan pada Anda..

2. Mempercayai Istri mengelola keuangan.
Nafkah lahir, bukan soal berapa nominalnya. Tapi juga soal seberapa terbuka suami terhadap istrinya.
Istri yang dijatah uang belanja dengan mepet, serta masih dicurigai nilep uang dengan komentar “Masa uang segitu udah habis? Kan baru seminggu?”, secara batiniah tentulah lebih nelangsa daripada istri yang diberi uang belanja disertai kepercayaan dan keterbukaan suami.
Sukur-sukur disertai ucapan, “Ini gajiku sekian rupiah..kamu kelola ya..jika kurang untuk membiayai rumahtangga kita, aku akan bekerja lebih keras lagi,”
Batin seperti diguyur gerimis sepanjang hari rasanya..

3. Ngajak istri jalan-jalan
Istri manapun pasti senang jika diajak jalan-jalan. Tidak selalu berbelanja dan beli berlian.. cukup dengan mengajaknya makan siang, mengantarnya ke pasar, atau bahkan sesekali menggantikan tugasnya antar jemput anak.

4. Membiarkan istri menekuni hobi
Bahasa kerennya, “Me Time”.
Istri yang merasa dipenuhi kebutuhan pribadinya, meski dengan waktu yang tak seberapa, akan jauh lebih bahagia dan berseri-seri daripada istri yang merasa waktunya hanya habis untuk keluarga.

5. Tidak membandingkan istri dengan wanita lain
Jangan memuji wanita lain di hadapan istri ya Pak, meski topiknya hanya sekadar warna jilbab. Tidak ada wanita yang suka dibandingkan dengan wanita lain. Walaupun untuk beberapa hal memang kalah telak, namun istri suka dihargai sesuai keunikan pribadi mereka masing-masing.

6. Jadi teman curhat
Pak, andai njenengan tahu.. hobi istri selain mempercantik diri demi Anda, adalah: Curhat. Dengarkan ceritanya, keluhannya, kesedihannya, impiannya.. Meski mungkin sepele dan menimbulkan kantuk bagi Anda.
Jangan sampe istri malah curhat ke orang lain.. apalagi suami org. Jangan sampe yaa..

7. Membiarkan istri tidur sampai pagi
Nah, inilah puncaknya.
Kadang... membiarkan istri beristirahat, dan tidak ribut dengan urusan “nafkah batin”, justru menjadi nafkah batin yang istimewa bagi para istri..

Itulah nafkah batin yang sangat dibutuhkan kaum wanita. Kalo itu dipenuhi.. Nafkah batin ala bapak2 lancar lah.. ♡♡♡

Kamis, Oktober 08, 2015

Curhatanku 😊😊😊

Sambil "nungguin" mesin cuci berhenti berputar...saiya "jalan-jalan" ke wall seorang ibu muda dengan 2 anak balita yg super aktif...sangat menginspiratif sekaligus menerbitkan rasa "iri" yang luarbiasa, merenung dan bertanya bagaimanakah dulu saya waktu F3 balita ya? Anak pertama lahir di saat sedang "rusuh2nya" bumi maluku...perang antar saudara membuat bapaknya nyaris tidak ada dirumah...hari2 di hutan menjadi "pembatas" antar dua kelompok yang bertikai...boro2 ngajak anaknya main... bertemu saja suliitt 😭😭

Dan bagaimana dengan emaknya?saya pun tidak kalah sibuknya...sebagai seorang istri perwira muda yunior...saya "diwajibkan" ikut loyal pada "pimpinan" mending kalau pas dapat senior yg tidak reseh (hehehe..) alhasil si kk mainnya kebanyakan di kantor persit atau di puskesmas (Ooo...maafkanlah😭😭😭)

Karena "mengejar" keterlambatan  (ya ampuunn istilah kerennya apa ya?) Kami putuskan tidak lama2 menunda kehadiran adiknya...dan alhamdulillah di usia 2,5 tahun si kakak sdh tidak sendiri lagi...jadilah kami...mempunyai dua balita yang lucu2...dengan kesibukan yang terus bertambah (ciee..)

Si abang lahir di saat Yon kami sedang sibuk2nya membuka lahan baru (tidak dengan dibakar yaa) yon yg di ternate dipindahkan ke Jailolo... beneran hutan Halmahera di buka oleh anggota2 yonif tanpa kenal lelah...semua ikut kerja mulai dari tamtama sampai perwira tidak ada yg ongkang ongkang kaki...kami nyaris hidup di hutan perdalaman (sedikit lebay istilahnya sih..hehee)...masalah baru timbul...Malaria adalah problem yg kemudian muncul hampir setiap hari.

Cc bu dokter batalyon (eh...belum berteman di fb ini)

Pernah kebayang nggak "menginfus" dua balita di rumah yang terkena Malaria? Kalau membayangkan saat itu...saya juga heran kenapa saya bisa (hehehee) memang keadaan kadang membuat kita lebih kuat

Lepas dari semua itu walaupun waktu khusus untuk F3 ku mungkin hanya sepersekian persen waktu yg bisa diberikan oleh Ibu muda itu kepada dua balitanya tapi saya berharap dan berdoa...F3ku tidak "kalah" dengan dua jagoan mereka...InsyaAllah

Aaamiinnn

#mesinCuciSudahBerhentiBerputar