Liputan6.com, Jakarta Banyak orang mengiranyeri dada menjadi gejala sakit jantung, padahal tidak selalu. Nyeri dada juga bisa disebabkan naiknya asam lambung ke kerongkongan yang disebut GERD (gastroesofageal reflux disease) seperti diungkapkan dokter spesialis penyakit dalam dari FKUI, Ari Fahrial Syam.
Ada beberapa pembeda sebenarnya rasa nyeri akibat sakit jantung maupun GERD. "Jika disebabkan karena GERD ada dua gejala utama yakni rasa panas pada dada seperti terbakar dan mulut pasien pahit karena ada asam yang naik," terang dokter Ari saat berbincang Liputan.compada Selasa (22/3/2016).
Sementara itu, jika nyeri dada akibat jantung pasien akan merasakan dadanya nyeri seperti ditekan di sebelah kiri kemudian menjalar ke tangan kiri dan berlangsung selama 10 menit
Dokter spesialis jantung dari Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, dokter Siska Danny menambahkan rasa nyeri jantung juga bisa menjalar ke bahu, rahang, punggung, lengan maupun ulu hati. "Pada umumnya dipicu oleh aktivitas atau emosi dan berkurang dengan istirahat," tutur dokter Siska.
Namun jika nyeri dada dirasakan terus menerus lebih dari 20 menit dengan intensitas berat sampai tidak bisa beraktivitas dan disertai dengan keringat dingin membasahi baju harus segera diperiksakan.
"Segera periksakan dengan elektrokardiogram atau rekam jantung untuk mengetahui apakah hal tersebut benar serangan jantung atau bukan. Jangan didiamkan dan dianggap angin duduk atau semacamnya," tegas dokter Siska dalam pesan singkatnya. Rasa Nyeri Jantung Menyerupai Nyeri GERD
Pada banyak pasien sulit membedakan antara nyeri tersebut disebabkan karena jantung maupun GERD.
"Seringkali banyak pasien yang alami nyeri dada itu dari dokter spesialis paru atau jantung baru ke dokter penyakit dalam," tutur dokter Ari.
Dan memang pada beberapa kondisi nyeri jantung dapat menyerupai nyeri GERD. Sehingga jika Anda memiliki faktor risiko jantung, dokter Siska menyarankan lebih baik melakukan rekam jantung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar