Ayah Bunda,
Jangan tidur sebelum mendoakan anak dan menyatakan pada Allah bahwa kita ridlo pada mereka.
Jangan tidur sebelum mendoakan anak dan menyampaikan pada Allah akan ridlomu untuk mereka.
Beberapa bulan lalu ada seorang ibu yang sering mengeluh mengenai anaknya yang sering marah padanya, dan di saat yang sama anaknya pun tak pernah henti mengeluh tentang ibunya. Keluhan adalah racun bagi yang mengeluh dan yang menerima keluhan. Jadi ketika saya menerima kiriman doa di bawah ini dari seorang teman, langsung saya kirimkan untuk sang ibu. Lebih baik berdoa daripada mengeluh, bukan?
“Bukan kebetulan doa ini mampir di WA (what’s app) ku, siapa tahu Allah ingin membantu ibu melalui doa ini. Bismillah ya,” pesanku untuknya.
Beberapa minggu kemudian aku bertemu dengannya, dan ia pun langsung bercerita, “Sejak aku amalkan doa yang Mbak kasih, Alhamdulillah anakku jadi lebih hormat, lebih terkendali emosinya, lebih cepat minta maaf kalau salah, lebih sering bilang terima kasih dan cium tangan. Terima kasih ya.”
Nah, sahabat blog sekalian, bukan kebetulan doa ini ada di hadapan sahabat sekalian. Mungkin karena Allah ingin sahabat-sahabat mengamalkannya atau mengirimkan pada teman atau saudara yang membutuhkan. Hanya Allah yang tahu.
Kira-kira kenapa Allah yang Maha Pengasih Penyayang pada semua hambaNya menyampaikan doa ini pada sahabat melalui blog ini?
Kira-kira siapa sajakah yang memang sedang membutuhkannya?
Doa ini disampaikan oleh Dr Fauzia Addabbus, seorang psikolog yang amat populer di Kuwait. Beliau menulis tentang rahasia-rahasia doa seorang Ibu jika setiap malam ia mendoakan anak-anaknya, dan ternyata efek tulisan melalui Twitter itu telah mengubah jalan hidup banyak orang.
Beliau berpesan agar setiap Ibu jangan tidur tiap malam sebelum memohon pertolongan pada Allah dan menyatakan ridlo terhadap anak-anak mereka seridho-ridhonya, juga agar semua ibu tidak menghijab/menghalangi ridhoNya pada anak-anaknya.
Beliau meminta para ibu agar jangan dulu tidur setiap malam sebelum mengangkat kedua tangan sambil menyebut satu persatu nama anak-anak sambil menyatakan ridlo atas mereka satu persatu.
Berikut inilah doanya. Doa ini adalah doa bahasa Arab secara Islami. Untuk yang beragama lain silakan menyesuaikan sesuai kepercayaan masing-masing.
اللهم إني أُشهدك أني راضية عن إبني/إبنتي (.....) تمام الرضا وكمال الرضا ومنتهي الرضا
فاللهم انزل رضوانك عليهم برضائي عنهم
Allohumma innii usyhiduka annii roodhiyah ‘an ibnii/ibnatii ... (sebut nama anak-anak satu persatu) tamaamar-ridho wa kamaalar-ridho wa muntahayir-ridho. Fallohumma anzil ridhwaanaka ‘alaihim biridhooii ‘anhum.
Ya allah aku bersaksi padaMu bahwa aku ridho pada anak-anakku (.......) dengan ridho paripurna, ridho yang sempurna dan ridho yang paling komplit. Maka turunkan ya Allah keridhoanMu pada mereka, ya Allah, demi ridhoku pada mereka.
Dr. Fauziyah menceritakan bahwa setelah berselang beberapa minggu, tiba-tiba ia dikejutkan oleh seorang ibu yang menyampaikan bahwa hidupnya berubah total. Ia merasa kenikmatan tak terlukiskan akibat doa itu baginya dan anak laki-lakinya yang berumur 22 tahun.
Ini cerita Ibu tersebut:
Sejak kelahiran anakku itu aku hidup dalam penderitaan karenanya. Dia tak pernah sholat dan bahkan jarang mandi, dia sering berdebat panjang denganku dan tak jarang dia membentakku dan tak menghormatiku, walaupun sudah sering aku mendoakannya. Maka ketika membaca twitter Ibu aku berkata, mungkinkah omongan ini benar? tampaknya masuk akal? dan seterusnya.
Akhirnya kuputuskan untuk mencoba anjuran Ibu walaupun aku tak yakin bahkan mentertawainya. Lalu setelah seminggu mulai berubah nada suara putraku padaku, dan pertama kali dalam hidupku aku tertidur dalam kedamaian, meskipun di dalam diriku ada sedikit kaget.
Kemudian kudapati putraku mandi, padahal aku tak menyuruhnya.
Minggu kedua aku terus mendoakannya sesuai anjuran Ibu, ia membukakan pintu untukku dan menyapaku “Apa kabar ibu?” dengan suara lembut yang tak pernah kudengar sebelumnya.
Aku gembira tak terkira walaupun aku tak menunjukkan perasaanku padanya samasekali. Empat jam kemudian aku menelponnya di ponselnya dan ia menjawabku dengan nada yang berbeda dari biasanya, “Bu, aku disamping masjid dan aku baru akan sholat waktu ibu menelponku.”
Maka akupun tak mampu menahan tangisku, bagaimana mungkin ia yang tak pernah sholat bisa mulai sholat dan dengan lembut menanyaiku apa kabar?
Tak sabar aku menanti kedatangannya dan segera kutanyai sejak kapan engkau mulai sholat?
Jawabnya, “Aku sendiri tak tahu Bu, waktu aku didekat masjid mendadak hatiku tergerak untuk sholat.”
Sejak itu kehidupanku berubah 180 derajat dan anakku tak pernah lagi berteriak-teriak padaku, ia sangat menghormatiku.
Tak pernah aku mengalami kebahagian seperti ini walaupun aku sebelumnya sering hadir di majelis-majelis zikir dan pengajian-pengajian.
Posisi kita sebagai orang tua, terutama ibu adalah harta karun yang sering kita sia-siakan.
Betapa tidak, seringkali seorang ibu melupakan doa untuk anak-anaknya, sering juga ibu menganggap pusat-pusat bimbingan psikologi adalah jalan yang lebih baik untuk perkembangan anak-anaknya. Padahal justru doa ibu adalah jalan tersingkat untuk mencapai kebahagiaan anak-anaknya di dunia dan akhirat.
Jangan pernah bilang, “Ah anakku masih kecil, ngapain didoakan?
Bagaimana jika engkau menunggu mereka makin besar dan dewasa, dan menjadi tua, disaat mereka lebih butuh akan doa-doamu, padahal mungkin waktu itu engkau sudah di haribaan Ilahi?
Jadi doakan mereka mulai sekarang, dan jadilah orang yang bermurah hati dengan doa-doamu untuk mereka.
Allah telah mengkaruniai kita para orang tua, terutama ibu, sebagai wasilah bagi anak-anak kita dalam hubungan mereka dengan Allah melalui doa-doa kita untuk mereka.
Kita bisa melakukannya kapanpun kita mau dan kita bisa mengetuk pintuNya kapanpun kita mau karena Allah tak pernah mengantuk dan tak pernah tidur.
Terima kasih untuk Pak Lilik Kariyanto yang telah menyampaikan doa ini di Group Alumni QT SSQ.
Semoga doa ini pun bisa mengubah hidup sahabat-sahabat sekalian, dan semua yang membacanya.
Kalau ada perubahan yang dirasakan, silakan berbagi di sini untuk memotivasi yang lain.
Terima kasih. Bismillah ya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar