Sabtu, Desember 03, 2016

212 oleh dr Yogi Prawira SpA

"Kita dibilang kelompok dokter radikal!" curhat seorang sejawat dalam group chat dokter yang turun dalam aksi bela Islam III kemarin...

Seorang konsultan senior ikutan panas dan menimpali: "Jabanin aja, buka satu per satu nama anggota grup ini. Biar dia tahu siapa yang dibilang 'radikal'! 😡

Just so you know, walau pun tidak diliput media, kemarin ribuan dokter baik yang terorganisir mau pun tidak, ikut turun dalam aksi bela Islam III. Ada direktur sebuah RS berakreditasi internasional di Jakarta, ada konsultan senior yang merelakan kamar hotelnya dijadikan posko. Ada rektor yang juga guru besar, berhujan-hujan di kerumunan massa. Ada pediatric cardiac intensivist, yang di tanah air jumlahnya bisa dihitung dengan jari, namun dengan ikhlas turun tangan dalam tim bantuan medis.

Insya Allah kami semua ikhlas turun dan terpanggil, meninggalkan semua kesibukan duniawi demi membela agama kami.

Postingan yang saya copas dari wa group berikut ini kira-kira bisa mewakili perasaan kami, teruntuk kawan-kawan 'muslim' yang nyinyir 😋

Buat temen yang muslim tapi gak suka aksi 212, sebaiknya gak usah nyinyir dan mencemooh saudara kalian...

Iman itu masalah rasa. Kalo gak merinding melihat perjuangan mereka, ya itu masalahmu. Hanya orang2 tertentu yang bisa merasakan ghirahnya. Tapi gak usahlah menertawakan seolah kalian juru damai.

Iman itu berpihak. Gak ada iman yang netral. Dan sekarang sedang diuji, ke arah mana iman kita berpihak. Ke arah ayat suci yang dibilang bohong, atau ke arah penistanya. Ingat aja, cinta yang berlebihan pada makhluk membutakan hati dan menghilangkan nalar.

Gak usah teriak NKRI harga mati seolah yang ikut aksi sekarang bukan bagian dari penjaga NKRI. Mungkin ini eranya yang mengobok2 keyakinan orang lain disebut simbol ke-bhinnekaan sementara yang terluka karena keyakinannya di-intervensi dituduh pemecah belah.

Gak usah melebarkan masalah seolah ini aksi anti agama lain, anti etnis tertentu, anti toleransi atau anti bhineka. Cerdaslah sedikit. Ini soal anti perkataan seseorang. Kenapa harus dilebar-lebarin sampe ke isu anti antian yang lain . Sadarkah kalian, dia bicara buruk soal al maidah 51 itu karena satu tujuan: melanggengkan kekuasaan. Pdahal kami juga gak mempermasalahkan kalo kekuasaannya langgeng dengan cara yang pantas.

Tanyakan lagi ke hati nurani kalian, gimana rasanya saat mendengar jutaan saudara muslim yang berkumpul disana dengan ghirah membara, dituduh dapat bayaran 500 ribu oleh orang yang kalian cinta. Kalo hati kalian membenarkan, segera istighfar.

Jangan karena kalian ada dipihak penguasa dan kebal UU-ITE , kalian lemparkan kata2 seprovokatif dan sesinis mungkin melukai saudara2 seagama kalian.

Duduk manis ajalah. Nonton TV, sruput kopi di cuaca yang menyejukkan ini, dan kunjungi lagi hati kalian. Tengok kondisinya sekarang....

😊

Foto 1: Prof. DR. dr. Idrus Paturusi, Sp.BO. Mantan Rektor Unhas ikut berhujan-hujan di Monas kemarin

Foto 2: Dr. Izwan Saat, Sp.B. Pakar bedah senior yang terbang khusus dari Jambi untuk ikut gelar sajadah di 212. He happened to be my father in law... #tabik #ciumtangan

Foto 3: Ayahanda Dr. Pramudjo Ismail Abdulgani, Sp.JP. Yang lantang menyuarakan kebenaran, datang di hari H bersama rombongan Ustadz, Dosen, Pengusaha, Notaris dan Profesional dari Pekanbaru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar